Tren UI/UX Yang bisa Kamu coba
Inilah beberapa Tren UI/UX yang bisa kita praktekkan di dalam UI/UX design. Tren ini juga bisa membantu kita untuk mengembangkan Skill UI/UX kita to the next Level
1. Dark Mode
Meskipun bukan fitur yang benar-benar baru dalam optimalisasi UI/UX aplikasi berbasis mobile atau web, Dark Mode tetap menjadi tren panas pada tahun 2021. Dark Mode memungkinkan pengguna mengubah nuansa warna antaramuka menjadi lebih gelap.
Secara umum, latar belakang berwarna cerah memang memiliki kontras warna yang lebih baik sehingga pengguna lebih mudah membaca teks. Spektrum warna terang juga cocok dipadukan dengan beragam warna lembut yang tidak menyilaukan mata. Sayangnya, paduan warna “hitam di atas putih” sering kali tampak terlalu konvensional dan kurang estetis.
Di sisi lain, warna “putih di atas hitam” tampak lebih estetis dan emosional, tetapi berisiko mengurangi readability dan membuat mata cepat lelah. Karena itu, kebanyakan pengembang tidak menjadi Dark Mode sebagai pengaturan default alias hanya dipasang sebagai fitur pendukung yang bebas dipakai atau diabaikan oleh pengguna.
2. Elemen 3D
Penggunaan elemen 3D dalam pembuatan desain sistem antarmuka bukanlah hal baru. Akan tetapi, perkembangan spesifikasi komputasi perangkat membuat pemakaian elemen 3D saat ini jauh lebih hidup daripada beberapa tahun silam.
Saat ini, desain 2D konvesional memang masih lebih umum dijumpai. Namun, jumlah aplikasi yang memanfaatkan elemen 3D pun tidak sedikit. Kebanyakan pengembangan memakai 3D dalam bentuk animasi untuk menciptakan “ilusi” atau efek khusus yang tidak mungkin dibuat dalam desain 2D.
Satu hal yang perlu Anda perhatikan adalah memastikan pengguna dapat dengan mudah membiasakan diri saat memakai elemen-elemen 3D yang ada pada aplikasi. Entah itu tombol, simbol, atau bahkan warna. Pastikan Anda membuat desain yang serupa dengan pola desain pada umumnya agar pengguna tidak merasa bingung. Ingat, UI tidak boleh memberi dampak negatif pada UX, begitu pun sebaliknya.
3. Elemen Mengambang (Floating)
Elemen mengambang mampu memberi sentuhan tampilan antarmuka yang lebih “bersih” dan rapi. Penggunaan elemen ini membuat aplikasi tampak lebih terorganisir sekaligus terasa “halus” saat digunakan.
Salah satu contoh penggunaan floating element adalah tombol tweet pada aplikasi mobile Twitter. Dengan menambahkan elemen mengambang di sudut layar, pengguna dapat terus menggeser lini masa ke bawah tanpa perlu kembali ke dasbor atas untuk membuat cuitan.
Floating elemen juga cukup sering dipakai untuk memberi panduan penggunaan aplikasi atau fitur baru pada user. Namun, Anda juga bisa memakai elemen ini untuk berbagai keperluan lain, mulai dari pembuatan action button atau quick features. Dengan desain yang rapi dan jelas, tren satu ini bisa menjadi memberikan perbedaan yang besar terhadap user experience.
Komentar
Posting Komentar